Sabtu, 12 Mei 2012

Menyingkap Misteri Piramida Dengan Robot


Piramida raksasa di Gyza merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang masih bertahan hingga hari ini. Kata Piramida berasal dari bahasa Yunani “Pyramis” dan “Pyramidos”. Arti kata Pryamis kemungkinan berhubungan dengan bentuknya. Sementara, kata Pyramidos diterjemahkan menjadi "Api dari tengah" . Piramida merupakan bangunan fenomenal zaman kuno yang mengandung seribu misteri. Para penjelajah berbondong-bondong datang dari seluruh penjuru dunia untuk menyingkap rahasianya.
Sejarah Penjelajahan Piramida
Piramida sangat populer dijadikan latar belakang berbagai cerita dalam buku dan film. Dalam film-film petualangan ala Hollywood, piramida mesir seringkali digambarkan sebagai tempat angker yang menyimpan harta karun. Namun, seperti apakah piramida Gyza ketika baru dikenal oleh para arkeolog yang pertama kali mendatanginya? Ini merupakan perjalanan yang panjang untuk menguaknya.  
1. Strabo
Seorang ahli geografi bernama Strabo mengunjungi piramida pada tahun 24 SM. Ia membuat gambar sebuah pintu masuk yang terbuat dari batu yang dapat diangkat. Akan tetapi, begitu pintu tertutup kembali, bentuknya akan tersamar dengan dinding sekitarnya.

2. Abdullah Al Mamum
Pada tahun 813, Abdullah Al Mamum, penjelajah dari Arab mengunjungi piramida Gyza. Ia mencari pintu masuk Piramida, tetapi tak dapat menemukannya. Ia tidak menyerah. 7 tahun kemudian, ia kembali lagi bersama para pekerjanya. Mereka mencoba melubangi bongkahan batu agar bisa masuk kedalam. Mereka menggali batu-batu hingga setebal 100 kaki. Karena tak ada petunjuk apapun, mereka sudah hampir menyerah. Namun, mereka mendengar suara benda terjatuh dari arah timur. Tak disangka mereka menemukan pintu masuk sejauh 90 kaki dari arah utara. Mereka menaiki jalan yang menanjak dan menemukan ruangan makam Raja dan Ratu. Mereka mencari-cari harta karun, tetapi tidak menemukan apapun selain peti mati dan batu granit yang diasah halus.
3. John Greaves
Penjelajah yanng pertama kali membeberkan data sains mengenai Piramida Gyza adalah John Greaves, seorang astronom dari Oxford University. Ia mengunjungi mesir pada tahun 1637 dan menemukan sebuah terowongan menurun selebar 3 kaki yang dinamakan "Well Shaft". Ia merayap turun hingga sejauh 60 kaki. Udara yang tipis membuatnya hampir kehabisan nafas, sehingga ia kembali memanjat naik. Terowongan “well shaft” ini membuatnya penasaran. Ia mempublikasikan penemuannya dengan menerbitkan buku pertama tentang Piramida Gyza yang berjudul “Pyramidographia: A Description of the Pyramids in Egypt” pada tahun 1646. Buku ini menginspirasi para penjelajah lainnya untuk berdatangan mengunjungi Piramida Gyza.
Menjelajah Piramida Dengan Robot
Struktur Piramida yang rumit selama ini telah membatasi rasa ingin tahu manusia untuk mengeksplorasi lebih jauh. Penjelajahan bagian dalam piramida memang sangat beresiko mengingat banyaknya jalan jebakan yang sengaja di buat. Namun, para ilmuwan tak kehilangan akal. Tugas berat penjelajahan ini pun diserahkan pada robot. Teknologi di abad modern ini telah menghadirkan pencerahan baru untuk menyingkap misteri piramida yang telah terkubur selama 4500 tahun.
Sasarannya adalah piramida Khufu. Menurut rumor yang beredar, di dalam piramida ini ada jalan tersembunyi menuju ruang rahasia. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1872, para arkeolog sudah lama mengotak-atik empat terowongan yang ada didalamnya. Dua terowongan yang berasal dari ruangan raja  dari atas, pintu keluarnya ada di udara terbuka. Sementara, dua terowongan lainnya yang berasal dari arah utara dan selatan ruangan ratu, tak diketahui dengan jelas dimana ujungnya.
Konon roh Firaun melewati terowongan ini dalam perjalanannya ke alam baka. Terowongan setinggi 8 inchi ini tak tersentuh hingga tahun 1993 ketika Rudolf Gantenbrink mengirim sebuah robot melalui terowongan selatan.
9 Tahun kemudian, eksplorasi terowongan di sisi selatan ini telah disiarkan langsung oleh Televisi. Langkah selanjutnya, robot tersebut dikirim melalui terowongan utara. Setelah merayap sejauh 213 kaki , melewati tikungan-tikungan tajam, robot tiba-tiba berhenti di depan pintu sebuah pintu dari batu kapur yang dihiasi dua buah lencana tembaga. Pintu ini dinamakan pintu Gantenbrink.
Shaun Whitehead dari perusahaan Scoutek di Inggris turut mengambil bagian dalam sebuah ekspedisi gabungan negara internasional dengan Mesir. Proyek ini diberi nama Proyek Djedi, seperti nama penyihir yang diajak Khufu untuk berkonsultasi ketika merencanakan denah piramida.
Dilengkapi dengan robot mini sebesar kumbang yang dapat masuk ke dalam lubang berdiameter 0.74 inchi, sebuah bor, dan miniatur alat ultrasonik yang dapat di tempel ke dinding untuk mengukur ketebalan batu, tim Djedi siap untuk menyingkap jalan rahasia piramida. Robot yang mereka gunakan di desain oleh Rob Richardson dari University of Leeds. Robot ini dapat memanjat dinding didalam terowongan sembari membawa kamera mikro untuk melihat sekeliling. Kameranya dapat dibengkokkan dan berukuran cukup kecil untuk ditempatkan pada lubang kecil di sebuah pintu batu pada ujung jalur tersebut. Robot tersebut berhasil melihat dengan jelas apa yang ada didalam sebuah ruangan yang tak terjamah manusia selama 4500 tahun. Ternyata ada gambar huruf higrolif  berusia yang tertulis dengan tinta berwarna merah.
Penjelajahan dengan robot telah mendatangkan titik terang. Namun sayang sekali, situasi politik Mesir yang tak menentu pasca tumbangnya diktator membuat proyek ini dibekukan untuk sementara.
Resolusi Tahun 2012
Para arkeolog yang sudah sekian tahun bersusah payah menolak untuk menyerah begitu saja. Lembaga Supreme Council of Antiquities (SCA) yang dipimpin oleh Zahi Hawass kini perlahan-lahan kembali mendapatkan izin untuk riset arkeologi. Shaun Whitehead mengatakan mereka telah mengajukan kembali proposal penelitian dan kini tinggal menunggu pengucuran dananya. Begitu dana turun, ia yakin mereka dapat langsung bekerja dan menyelesaikan misi pada tahun 2012.
Whitehead optimis bahwa robot mereka dapat menyingkapkan seluruh misteri dan memetakan setiap jalan rahasia dengan detail jika mereka diizinkan untuk melanjutkan riset, “Pemetaan yang akurat akan menjadi pencapaian yang fantastis dan menyediakan kunci yang signifikan untuk membuat kita memahami tujuan pembangunan dari piramida ini”, ujarnya
Akhirnya, ini merupakan resolusi tahun 2012 untuk para arkeolog. Rahasia piramida yang telah terkubur ribuan tahun akan tersingkap tahun depan hanya dengan sebuah robot.
Yohanessurya.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar