Para
peretas komputer di seluruh dunia memang menyukai tantangan. Bukan
hanya komputer bumi yang menjadi incaran mereka, tetapi mereka bahkan
mencoba meretas sistem komputer di luar angkasa sana! Stasiun luar
angkasa, ISS pun tak luput dari kunjungan para hacker.
Tentu
saja isu ini mendatangkan kegemparan banyak pihak. Namun para ilmuwan
NASA menepis semua kekuatiran tersebut. Mereka mengklaim bahkan laptop
yang dicuri dari NASA pun dipastikan tak akan bisa mengambil alih
stasiun luar angkasa tersebut. Mereka mengamankannya dengan sistem
control terpusat. Kunci untuk mengendalikan komputer utama senilai 100
milyar dolar ada di pusat kontrol di Johnson Space Center di Houston dan
wilayah dekat Moskow. NASA juga memiliki cadangan kontrol di Marshall
Space Flight Center di Huntsville untuk berjaga-jaga bila Houston
dilanda badai.
Serangan Hacker China
NASA
memiliki masalah keamanan pada 5408 buah komputer dalam rentang tahun
2010 hingga 2011, termasuk kasus hilangnya sebuah laptop komputer yang
mengandung algoritma yang digunakan untuk mengontrol stasiun ISS.
Sebuah
serangan dari para hacker China disebut-sebut oleh lembaga NASA di
Pasadena sebagai kasus yang harus segera diinvestigasi.
“Insiden
peretas ini sangat bervariasi, mulai dari seorang hacker yang iseng
menguji kemampuan mereka dengan meretas sistem komputer NASA, hingga
kelompok kriminal yang terorganisasi sempurna, yang meretas untuk
kepentingan bisnis. Mereka bisa saja dibayar oleh mata-mata negara
tertentu,” ujar inspektur Paul Martin dalam kesaksiannya ketika mereka
menggelar investigasi.
Martin
menambahkan, “Beberapa serangan ini berdampak buruk pada ribuan
komputer NASA, menyebabkan gangguan pada pengoperasian misi dan berujung
pada pencurian data yang pada akhirnya membuat NASA mengalami kerugian
sebesar 7 juta dolar.”
“NASA
perlu segera meningkatkan perhatian penuh pada sistem komputerisasi dan
aset-aset mereka,” ujar Martin lagi. Ia memperingatkan para ilmuwan
bahwa serangan ini memberi peluang pada para hacker untuk mengendalikan
operasi robot yang dikirim untuk misi angkasa. Ancaman hacker pada NASA
benar-benar tidak boleh dianggap remeh.
Serangan Pada Pusat Astronomi Jepang
Bukan
hanya NASA dan ISS yang menjadi sasaran para hacker. Sebuah virus
komputer juga menginfeksi terminal data pada pusat astronomi Jepang
sehingga menyebabkan kebocoran beberapa informasi penting.
Agen
eksplorasi angkasa Jepang, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA)
menemukan malware tersebut pada awal tahun di terminal yang digunakan
oleh salah seorang pegawainya. Sebuah jejak yang tertinggal menunjukkan
bahwa virus komputer tersebut telah berhasil mencuri informasi. JAXA
masih belum menemukan siapa yang mengirim virus tersebut. Mereka terus
melanjutkan investigasinya.
Komputer
yang berhasil dijebol tersebut memiliki akses untuk mengendalikan kapal
tak berawak untuk mengantar muatan ke stasiun ISS. Bukan hanya
informasi mengenai robot angkasa yang bakalan bocor, tetapi juga alamat
email dan login sistem informasi dapat diakses oleh komputer yang
terinfeksi tersebut.
“Dengan
adanya kejadian ini, semua password dari sistem yang dapat di akses
segera kami ganti untuk mencegah kebocoran informasi lebih banyak lagi.
Komputer-komputer lain di terminal juga langsung di cek apakah sudah
terinfeksi virus,” seorang wakil dari JAXA memberi pernyataan resmi
menanggapi insiden tersebut.
Bukan Masalah Baru
Masalah
serangan hacker ini sebenarnya bukan hal baru bagi NASA. Totalnya, ada
sekitar 48 buah laptop yang telah hilang dan dicuri dari NASA dalam
rentang waktu April 2009 hingga April 2011. NASA memang sudah lama
menjadi sasaran yang menantang bagi para Hacker.
Pada
tahun 2008, sebuah laptop yang digunakan oleh seorang astronot juga
terinfeksi virus yang biasanya didesain untuk meretas password dalam
permainan game online. Namun William Gerstenmaier dari NASA memberi
pernyataan resmi bahwa laptop tersebut tidak memiliki akses langsung ke
ISS. Semua komando harus dilakukan oleh markas pusat.
Lembaga
angkasa ini telah mengadakan lebih dari 16 investigasi terpisah untuk
melacak jaringan peretas ini, hasilnya menunjukkan bahwa para hacker
berasal dari berbagai negara yang berbeda diantaranya RRC, Inggris,
Italia, Nigeria, Portugis, Rumania, Turki, dan Estonia.
Membangun Sistem Kebal Virus
Untuk
saat ini, NASA telah mengambil langkah antisipasi untuk meningkatkan
keamanan komputer mereka seperti melakukan enkripsi pada perangkat keras
dan lebih berhati-hati dalam menggunakan perangkat lunak maupun USB
yang bisa saja mengandung virus merugikan. NASA berani mengklaim bahwa
ISS sudah dipastikan aman dari para peretas. Gerstenmaier mewakili NASA
berkata,”Saya tidak ingin menantang komunitas hacker dengan sengaja,
tetapi sistem kami memang benar-benar aman,”ujarnya.
Bagaimanapun
juga, NASA tetap harus berjaga-jaga. Para investigator tidak akan mudah
terbuai dengan janji-janji palsu. Charlie Bolden, seorang kepala
administrator keamanan komputer akan tetap ditanyai dalam investigasi
lebih lanjut. Senator Bill Nelson dari partai demokrat Florida menulis
surat untuk mengingatkannya,”Saya berharap anda siap untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang dimunculkan oleh kesaksian Martin.”
Akhir
kata, apakah sistem komputer ISS memang benar-benar aman seperti yang
diklaim oleh lembaga NASA? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar