Ilmuwan Amerika menemukan spesies baru yang mirip cacing dan cumi-cumi di
dasar laut Sulawesi. Karena bingung dengan penamaannya, akhirnya para
ilmuwan sepakat menamakan hewan itu ‘squid worm‘ alias ‘cacing
cumi’. Penyebutan sebagai cacing cumi bukan hanya karena bentuknya yang
mirip, tapi juga berdasarkan karakteristiknya. Tapi, nama ilmiahnya
adalah Teuthidodrilus samae.
Hewan unik itu ditemukan oleh ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institute dan the University of California, Santa Cruz. Lokasinya berada di Laut Sulawesi. Spesies ini diduga kuat berperan sebagai missing link antara spesies yang hidup di lumpur dasar laut dan yang hanya hidup dalam kolom air.
Para ilmuwan menggunakan kapal penjelajah laut yang dikendalikan jarak
jauh di cekungan sedalam 2.800 hingga 2.900 meter di antara
Indonesia dan Filipina. Atau hanya berjarak 100 meter dari dasar Laut
Sulawesi.
Ahli biologi kelautan Santa Cruz, Karen Osborn mengatakan, warna tubuh
cacing cumi adalah transisi dari coklat ke hitam. Otot terbesar di
bawah kulitnya yang berwarna merah muda mengkilap digunakan untuk
berenang.
“Ini merupakan spesies peralihan antara nenek moyang bentik – makhluk
hidup dalam lumpur di dasar laut – dan spesies lain yang hidup di
kolom air yang tak pernah pergi ke lantai laut,” kata Osborn, seperti
dimuat situs MSNBC, Rabu 24 November 2010.
Mempelajari spesies baru diharapkan membantu mengumpulkan sejarah evolusi makhluk dan menentukan karakteristik mereka.
Ditambahkan Osborn, cekungan Laut Sulawesi dikelilingi parit itu. Ini
mencegah percampuran spesies di kedalaman 1.500 meter. “Ini sungguh
dalam dan terisolasi dari perairan di dalamnya,” kata dia.
Baru sedikit eksplorasi yang dilakukan di laut dalam. Hadirnya spesies
baru, cacing cumi membuktikan, ada banyak hal yang masih jadi misteri
di dasar lautan. “Penemuan ini menunjukkan berapa banyak yang belum
kita tahu ada di bawah sana. Bayangkan hal-hal menarik lain yang bisa
jadi berada di dasar laut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar