Minggu, 10 Februari 2013

Teknik Baru Mengukur Massa Lubang Hitam Supermasif Baru Saja Ditemukan

Ilustrasi lubang hitam supermasif. Image credit: NASA/JPL-Caltech
Dalam jurnal Nature tim astronomi internasional termasuk di dalamnya terdapat astronom Marc Sarzi dari University of Hertfordshire melaporkan bahwa mereka berhasil menemukan cara dan teknik baru untuk mengukur massa dari lubang hitam supermasif pada sebuah galaksi

Dengan mengukur kecepatan dari molekul karbon monoksida yang mengorbit disekitar lubang hitam tersebut peneliti mampu mengukur massa dari galaksi

Lubang hitam (black hole) merupakan sebuah
obyek yang begitu padat sehingga gravitasinya dapat mencegah apapun termasuk cahaya untuk melarikan diri darinya. Lubang hitam masih bisa memiliki massa jutaan hingga miliar kali massa Matahari kita dan rata-rata semua galaksi termasuk Bima Sakti memiliki lubang hitam supermasif ditengahnya. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara evolusi lubang hitam dengan evolusi galaksi

Marc Sarzi mengatakan bahwa "Ada hubungan menarik antara massa lubang hitam supermasih dengan massa galaksi inang mereka". Sampai sekarang hanya ada 3 metode untuk menentukan massa lubang hitam supermasif dan ini hanya bisa diterapkan pada galaksi dengan jarak yang relatif dekat. Namun dengan teknik baru yang dikembangkan, astronom dapat mengukur massa lubang hitam supermassif yang letaknya lebih jauh di alam semesta yang bisa membuktikan bahwa lubang hitam berperan dalam pembentukan galaksi

Tim Davis yang merupakan salah satu penulis utama ESO berkomentar "Kami mengamati molekul karbon monoksida di galaksi kita (Bima Sakti) dan memantaunya dengan teleskop CARMA (Combined Array for Research in Millimeter-wave Astronomy).

"Dengan gambar super tajam, kami mampu mengamati pusat galaksi dan melihat gas berpijar disekitar lubang hitam. Gas ini bergerak dengan kecepatan yang ditentukan oleh massa lubang hitam dari jarak tertentu. Dengan mengukur kecepatan gas pada posisinya masing-masing, kita bisa mengukur massa lubang hitam," ungkap Tim Davis.

Teknik baru ini juga akan diterapkan pada teleskop Alma (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) di Chili untuk mengukur massa lubang hitam di ratusan galaksi lainnya di alam semesta. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar